Rokok memang jadi bagian penting dari budaya Indonesia. Perkembangannya dari masa ke masa tak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Di Indonesia sendiri industrinya berkembang pesat dan mampu menghidupi banyak orang dari dulu hingga sekarang. Industri yang berkembang pesat ini melahirkan berbagai jenis-jenis rokok yang sekarang beredar di pasaran.
Mengenal produk berbahan dasar tembakau ini memang menarik dan sejarahnya lumayan panjang. Maka dari itu mari kita ulas jenis-jenis rokok mulai dari pembungkus, isi, hingga proses pembuatannya.
Hal pertama jika bicara soal rokok tentu saja bicara soal pembungkusnya. Lalu apa saja pembungkus rokok dari dulu hingga sekarang?
Klobot bisa dibilang salah satu warisan yang sampai saat ini masih bertahan dan jadi produk khas Indonesia. Klobot sendiri merupakan pembungkus yang terbuat dari kulit pisang atau kulit jagung yang kering. Keseluruhan proses pembuatannya dilakukan manual sejak dulu dan sampai saat ini masih ada yang menjual rokok ini.
Selain klobot, pembungkus yang sejak dulu jadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat adalah Kawung. Kawung adalah daun pembungkus dari daun aren. Penggunaan kawung sebagai pembungkus memang sangat tradisional dan kaya akan sejarah. Masyarakat di kampung Ciptagelar, Sukabumi, sampai sekarang bahkan masih merokok kawung dan jadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.
Kalo yang ini tentu saja sangat umum dijumpai. Ya, pembungkus sigaret pada rokok adalah kertas yang biasa kita beli sehari-hari. Pembungkus ini masih digunakan baik untuk produksi modern atau membuat manual seperti melinting.
Kalo yang satu ini biasanya umum dikonsumsi saat perayaan. Pelatih sekaliber dunia macam Carlo Ancelotti sering merokok cerutu ketika Real Madrid sedang parade juara. Cerutu sendiri adalah gulungan daun tembakau yang dikeringkan lalu difermentasi. Perbedaan cerutu dan rokok ada di pembungkus, karena cerutu sendiri dibungkus menggunakan daun tembakau sedangkan rokok dibungkus menggunakan kertas.
Jenis-jenis rokok sendiri dibedakan menjadi 3 yaitu Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin, dan Sigaret Putih Mesin.
Sigaret Kretek Mesin (SKT) dibuat dengan ketrampilan para pengrajin kretek dengan cara digiling atau dilinting. Pembuatannya masih manual dan menggunakan tangan manusia, makanya industri kretek bisa dibilang menyerap banyak sekali tenaga kerja.
Sigaret Kretek Mesin (SKM) dibuat menggunakan mesin modern mulai dari pelintingan, pemasangan filter, pengemasan hingga pemasangan pita cukai. Proses pembuatan dengan mesin ini mampu menghasilkan sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menitnya. Pembuatan rokok menggunakan mesin di Indonesia dimulai sejak tahun 1974.
Sigaret Putih Mesin (SPM) pembuatannya sama seperti SKM. Perbedaannya hanya ada pada campuran rokok itu sendiri. Rokok jenis SPM dibuat tanpa campuran cengkeh, kelembak, dan kemenyan.