Konon menurut kabar sih, Diplomat Evo ini juga hasil kreator Pak Warsianto. Jadi sodaraan dengan juru racik awal Sampoerna Mild. Siapa itu Pak Warsianto, silakan scroll aja udah pernah Roki posting. Jangan males mencari dan membaca, ya.
Tarikannya mirip Ultra Mild dan Sampoerna Mild. Bunyi cengkeh kebakarnya juga mirip. Gak meledak-ledak kayak SKM reguler. Rasanya nyaris sama. Hanya Evo agak di bawahnya dikit. Agak ampang dan tawar kalo diisap cepat.
Roki pas bakar Evo ini sambil ngopi. Jadi rasanya kena enak aja. Rasa rokok itu, bisa krasa enak karena terbawa juga dgn rasa apa yg sedang kita minum, Lur. Minum teh manis, agak beda nikmatnya dgn saat kita minum kopi. Karena minuman pendamping mempengaruhi kenikmatan rasa rokok. Yang paling pas itu, merokok setelah makan. Bawaannya enak aja.
Rasa rokok akan murni, dan gak terpengaruh oleh rasa lain kalo kita minum air putih dulu. Karena rasa yg muncul merupakan rasa rokok itu sendiri. Kalo abis makan juga bisa, syaratnya setelah makan tunggu beberapa menit. Jangan abis makan pake sambal, minum, terus bakar rokok. Sama aja itu kena pengaruh rasa makanan dan pedas sambalnya. Rasa rokok jadi tambah enaaak banget. 😂
Pendapat ini murni menurut Roki sendiri ya, Lur. Karena bisa aja berbeda dgn pendapat kretekus lain. Karena rasa rokok bisa beda2 tiap orang. Rasa itu emang misteri sih. Kata dia enak belum tentu enak kata yang lain.
Roki beli Diplomat Evo harganya 19500. HJE di pita cukainya 20425. Ukuran batangannya mungil namanya juga mild. Makanya saat dijejerkan dengan rokok harian Roki jelas beda.
Desain bungkusnya full the blues diberi arsir garis2 yg mengikuti garis font V pada huruf tengah Evo. Birunya anggap aja kayak kostum tim Italia yg gak lolos piala dunia 😂.
Tapi Diplomat Evo rekomended. Layak cicip. Bahkan nisa dijadikan rokok harian.
Jadi siapa nih yg pernah bakar Diplomat Evo? Silakan berbagi cerita, ya.