Penikmat tingwe pasti pernah tahu dong dengan Bakong Gayo atau tembakau Gayo. Selain warnanya yg khas, aroma tembakau Gayo juga disebut banyak orang mirip dengan aroma ganja. Bisa dibilang mirip bisa juga gak mirip sih aromanya, Lur.
Tapi lucunya, saat awal2 Bakong Gayo rame, ada juga yang diberitakan ditangkap polisi walaupun kemudian dilepaskan lagi. Ya, karena emang bukan ganja. Cumi, cuma mirip aromanya.
Beberapa hari lalu toko2 tembakau di Jogja, stok Bakong Gayo lagi kosong. Roki nemu tembakau Gayo kemarin sore saat mampir ke toko Galilleo. Tapi kekosongan itu gak bertahan lama. Karena menurut Musa, pemilik Galilleo Gayo, Tanoga udah pasang status kalo tembakau Gayo udah datang.
Tanoga itu lelaki asli Gayo pemilik toko G13 TembakauYK. Dia juga salah satu pionir tembakau Gayo masuk ke Jogja.
Roki suka sama Bakong Gayo itu hanya untuk campuran aja sih, Lur. Karena kalo lawaran, rasanya langu. Itu menurut Roki sih. Bakong Gayo asyik buat campuran Karpote Madura, tembakau Ploso, Darmawangi, juga tambeng, dan Krepek, dan lainnya.
Bakong Gayo berfungsi menguatkan aroma juga rasa tembakau yg dicsmpurkan menjadi lebih gurih.
Roki beli Bakong Gayo setengah ons. Karena udah punya Ploso yg beli di Aroma YK. Sama Darmawangi yg dibeli di Satria Tembakau. Gak dicampur semua. Hanya kalo mau tingwe tinggal pilih aja. Mau tingwe Ploso tinggal campurkan aja Bakong Gayo-nya di atas papir. Begitu juga kalo mau tingwe Darmawangi.
Ploso dan Darmawanginya Roki kasih pelembab beberapa lembar daun mint dalam wadah biar segar. Saat ditingwe sambil sruput kopi rasanya, bueh dahsyat!
Tingwe itu enak buat nyantai, Lur.